Allah Sumber Pengharapan

Petikan syair lagu yang hits di tahun 1980-an, berjudul “Hidup di bui” yang dipopulerkan oleh grup band legendaris D’Lloyd, pada bagian refrein berbunyi “ Oh kawan dengar lagu ini hidup di bui menyiksa diri jangan sampai kawan mengalami badan hidup terasa mati.

1/3/20242 min read

An open Bible with a gold ring placed on it, casting a heart-shaped shadow on the pages. The text is from Ephesians, focusing on themes related to love and wisdom.
An open Bible with a gold ring placed on it, casting a heart-shaped shadow on the pages. The text is from Ephesians, focusing on themes related to love and wisdom.

Renungan Harian Mercusuar

Petikan syair lagu yang hits di tahun 1980-an, berjudul “Hidup di bui” yang dipopulerkan oleh grup band legendaris D’Lloyd, pada bagian refrein berbunyi “ Oh kawan dengar lagu ini hidup di bui menyiksa diri jangan sampai kawan mengalami badan hidup terasa mati. Ungkapan syair lagu ini memberikan sebuah pesan tentang kondisi bagaimana hidup di bui atau penjara, walau sedang hidup, tetapi terasa mati, sehingga mengingatkan agar jangan sampai mengalami yang namanya hidup di bui. Kesan yang didapat lewat ungkapan lagu ini mengisyaratkan bahwa hidup di bui/penjara zaman dulu sangat tidak mengenakan atau betapa tersiksa baik secara fisik maupun psikis.

Kondisi hidup seperti di penjara juga dialami oleh umat Israel ketika mereka berada dalam pembuangan, yaitu di tanah Babel. Keadaan yang begitu menyiksa sebagai tawanan bangsa Babel, membuat umat Israel mempertanyakan Allah tentang kuasa-Nya dan membuat mereka terperangkap dalam lingkaran keputusasaan sebab merasa telah ditinggalkan Allah. Dalam kondisi inilah nabi Yesaya hadir dan bernubuat.

Pembacaan saat ini Yesaya 40:12-31 terdiri dari tiga bagian nubuat.

Pertama. Ayat 12-17. Yesaya menyampaikan kekuasaan Allah atas alam semesta (ay. 12) dan menandaskan kepribadian Allah sebagai pribadi yang berkuasa dan sebagai sumber hikmat yang sangat berbeda dengan ilah-ilah lain (ay. 13-14), serta menegaskan bahwa Allah saja yang menciptakan dunia. Bangsa- bangsa bukanlah apa-apa di hadapan Allah karena seluruh bumi ada di tangan-Nya (ay. 15-17).

Kedua. Ayat 18-24. Yesaya menyatakan bahwa Allah tidak dapat dibandingkan dengan siapapun bahkan secara khusus mengejek para pembuat patung (ay.18-20). Kekuasaan Allah telah disampaikan sejak permulaan yang membuat para pangeran tak berdaya dan membuat para pemimpin tak berguna (ay. 21-24).

Ketiga. Ayat 25-31. Allah tidak dapat disamakan dengan apapun. Bintang-bintang kerap dihormati sebagai ilah oleh orang-orang Babel, tetapi justru Allah menciptakan dan mengatur bintang-bintang (ay. 25-26). Yesaya memarahi secara langsung atas putus asa yang dialami oleh bangsa Israel karena merasa ditinggalkan Allah (ay. 27). Yesaya menyampaikan sebuah berita penguatan, Allah tidak pernah menjadi lelah, Dia adalah sumber kekuatan yang membaharui kekuatan bagi mereka yang memerhatikan kehendak Allah dan percaya secara mendalam bahwa Allah mereka adalah Allah yang Maha tinggi (ay. 28-31). Nubuat nabi Yesaya hendak meneguhkan kembali kepercayaan umat Israel kepada Allah Yang Maha Kuasa. Di tengah kondisi yang sedang mereka alami sesungguhnya Allah tidak pernah meninggalkan mereka. Janji pembaharuan dan kelepasan akan dilakukan Allah tatkala umat mau mengimani kuasa-Nya dan tetap setia dalam ketaatan kepada-Nya.

Janji pengharapan ini juga menjadi bagian yang dialamatkan bagi orang percaya sampai saat ini. Di tengah kondisi hidup seakan “terpenjara”. Tidak dapat dipungkiri terkadang ada saatnya kita berhadapan dengan tantangan bahkan harus menanggung beban pergumulan yang teramat berat, perasaan kecewa, merasa putus asa dan seakan tak mampu lagi menjalani hidup ini. Yakini kuasa Allah yang mampu menguatkan, memulihkan, dan menyelamatkan. Jangan pernah berputus asa dan kehilangan pengharapan. Arahkan hidupmu dalam iman dan kepercayaan yang sungguh kepada Allah, yakinkan hidupmu agar tetap setia dan menempatkan Tuhan di atas segalanya. Niscaya kita akan merasakan kehadiran Allah yang nyata membangkitkan semangat dan pengharapan. (tk)