Allah Penolong Sejati

Allah Penolong Sejati

Tidak terasa kita sudah ada di hari yang ke 12 tahun 2025. Lintasan waktu di tahun 2024, telah mengukir banyak keindahan. Sekarang di awal tahun 2025, kita coba menengok ke belakang mencari pilar- pilar, apakah kita masih bisa bertahan di pusaran arus kehidupan di tahun 2025. Tekad perlu kita bulatkan untuk melaju ke depan, kokoh berdiri ditopang pilar iman. Membulatkan tekad memang tidak selalu mudah, sering menimbulkan keraguan, apabila kita sedang menghadapi pergumulan hidup yang berat.

Di hari yang ke-12 di tahun liturgis atau yang disebut juga tahun gerejawi kita ada di perayaan Epifani, yang umumnya dirayakan pada setiap tanggal 6 di bulan Januari. Epifani yang artinya menyatakan dan memperlihatkan. Apa yang dinyatakan dan apa yang diperlihatkan? Jawabannya adalah penyataan dan penglihatan terang dan wahyu Allah yang telah menyatakan diri dalam wujud manusia dalam diri Yesus Kristus.

Pernyataan kasih Allah melalui Yesus Kristus hendak menegaskan bahwa kasih karunia Allah melampaui keberdosaan dan kelemahan umat. Melalui pembacaan kita Yesaya 43:1 diungkapkan tentang penebusan Allah yang tanpa syarat. “Tetapi sekarang beginilah firman Tuhan yang menciptakan engkau hai Yakub, yang membentuk engkau hai Israel: Janganlah takut sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan nama-Ku, engkau ini kepunyaan-Ku.”

Perhatikan perkataan: “Tetapi sekarang”, kata ini menunjuk pada momen dimana Allah yang dahulunya murka kepada umat-Nya (Yes. 42:24) berubah menjadi Allah yang berbelas kasihan. Pernyataan sikap ini mengungkapkan bahwa Allah telah menyediakan pengharapan baru bagi umat-Nya yang sedang dibuang ke Babel, Allah telah menyediakan keselamatan, dimana Allah telah menebus dan memanggil mereka sesuai dengan nama-Nya. Di sinilah kita melihat bahwa Allah yang bernama Yahweh menegaskan bahwa umat-Nya yang terhukum dan terbuang tetaplah umat kepunyaan-Nya. Inilah penebusan tanpa syarat.

Pada ayat 4 Allah berfirman: “Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, Aku ini mengasihi engkau.” Kalimat ini menunjuk kepada satu nilai yang punya harga yang tinggi. Sesuatu yang bernilai dan berharga biasanya dijaga dan dirawat dengan baik oleh pemiliknya. Demikian juga dengan umat Allah, mereka sangat berharga di mata Allah, sebab itu mereka dikasihi oleh Allah, Sang empunya umat-Nya. Nilai atau eksistensi (keberadaan) umat bukan ditentukan oleh umat itu sendiri, melainkan oleh kasih dan rahmat Allah yang tanpa syarat.

Allah mengasihi, Allah menebus umat-Nya. Kasih dan penebusan itulah yang memberi jaminan dan kepastian bagi umat-Nya untuk membulatkan tekad dan berani melangkah ke depan. Jangan takut sebab Aku ini menyertai engkau (ay. 5). Dari kebenaran firman Allah ini kita belajar dan bersyukur bahwa nilai kemuliaan dan keberhargaan kita sebagai umat-Nya adalah wujud pemberian Allah dalam karya penebusan Kristus. Tanpa anugerah dan rahmat-Nya, tidak mungkin kita bisa melewati tahun 2024. Di luar kasih karunia dan rahmat-Nya kita hanyalah makhluk yang celaka dan hidup dalam kesia-siaan.

Bagaimana kita bisa menghayati dengan benar kasih Allah dalam hidup kita. Pertanyaan ini mau menghentar kita agar kita tidak boleh merasa diri begitu mulia, penting, dan saleh. Kita tidak boleh mengikuti kehendak dunia yang gampang menjerumuskan kita untuk melakukan hal- hal yang tidak berkenan bagi Allah.

Seperti Allah dalam Yesus Kristus menghentar kita di tahun 2024.

Allah yang sama juga ada bersama kita sampai saat ini dan sampai waktu selanjutnya. Teruslah melangkah di tahun 2025 ini, bulatkan tekad, kuatkan iman. Teruslah meyakini bahwa Tuhan tidak pernah menuntun kita di jalan yang salah. Berdiri teguh dan jangan goyah. (jdrk)